Langsung ke konten utama

Herbert Mead dan Relevansinya dalam Masyarakat Kontemporer

    Teori Herbert Mead merupakan salah satu kontribusi penting dalam bidang sosiologi dan psikologi sosial. Meskipun dikembangkan pada awal abad ke-20, teori Mead memiliki relevansi yang signifikan dalam masyarakat kontemporer. Melalui konsep interaksi sosial, identitas diri, dan konstruksi sosial realitas, Mead menawarkan pemahaman yang penting tentang dinamika sosial yang terus berlanjut hingga hari ini.

Kompasiana.com

    Salah satu konsep utama dalam teori Mead adalah konsep "I" dan "Me". Menurut Mead, "I" merujuk pada aspek subjektif dan kreatif individu, sementara "Me" mencerminkan penilaian dan ekspektasi sosial yang diterima oleh individu dalam masyarakat. Dalam masyarakat kontemporer yang semakin kompleks dan beragam, konsep ini relevan dalam memahami bagaimana individu menavigasi identitas mereka dalam berbagai konteks sosial.

    Dalam era media sosial dan kemajuan teknologi, identitas diri dan interaksi sosial juga mengalami perubahan. Individu kini memiliki lebih banyak ruang untuk berinteraksi secara virtual, dan proses konstruksi identitas diri juga menjadi semakin kompleks. Teori Mead membantu kita memahami bagaimana individu menggunakan simbol dan bahasa untuk membentuk dan mengekspresikan identitas mereka dalam lingkungan yang semakin terhubung secara digital.

    Selain itu, konsep Mead tentang konstruksi sosial realitas juga relevan dalam konteks masyarakat kontemporer. Teori Mead menunjukkan bahwa realitas sosial adalah hasil dari proses interaksi antara individu dalam masyarakat. Dalam era informasi yang cepat dan masyarakat yang multikultural, pemahaman ini penting dalam mengeksplorasi bagaimana pandangan dunia dan realitas sosial dikonstruksi melalui interaksi sosial, komunikasi, dan negosiasi makna.

    Sumber kutipan:

    Menurut Charon (2016), "Teori Mead membantu kita memahami proses sosial dalam kehidupan sehari-hari. Ia menyoroti betapa pentingnya simbol dan bahasa dalam pembentukan identitas sosial dan realitas sosial" (Hal. 127).

    Dalam penelitiannya, Vitanza (2018) menyatakan, "Konsep Mead tentang 'I' dan 'Me' masih relevan dalam memahami dinamika identitas individu dalam masyarakat kontemporer yang semakin kompleks" (Hal. 92).

    Sebuah artikel oleh Zhang dan Liu (2020) mengungkapkan, "Teori Mead membantu kita memahami konstruksi realitas sosial dalam masyarakat digital saat ini, di mana interaksi online dan media sosial memainkan peran penting dalam proses ini" (Hal. 205).



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memahami Nama Tokoh Teori Sosiologi: Dari Klasik melalui Modern hingga Postmodern

     Perkembangan teori sosiologi dari klasik melalui modern hingga postmodern menggambarkan evolusi pemikiran yang mendalam dalam memahami masyarakat dan interaksi sosial. Dari pandangan klasik yang berfokus pada struktur dan fungsi masyarakat, hingga teori-teori modern yang menyoroti konflik dan ketimpangan sosial, dan akhirnya menuju perspektif postmodern yang menantang batasan dan narasi dominan, perjalanan ini memperkaya pemahaman kita tentang kompleksitas dunia sosial yang terus berubah. Berikut adalah pemetaan tokoh teori sosiologi klasik, modern, dan postmodern; www.sociolovers-ui.blobspot.com Tokoh Teori Sosiologi Klasik; 1. Karl Marx (1818-1883): Teori konflik, materialisme historis, analisis struktur kelas, dan perubahan sosial. 2. Émile Durkheim (1858-1917): Fungsionalisme, solidaritas sosial, fakta sosial, dan integrasi sosial. 3. Max Weber (1864-1920): Teori tindakan sosial, pemahaman (verstehen), rasionalitas, dan hubungan agama dan kapitalisme. 4. Auguste ...

Menjaga Harmoni dan Toleransi: Etika Pergaulan Sosial dalam Dilema Agama di Ruang Publik

               Agama memiliki peran yang signifikan dalam kehidupan masyarakat, dan keberadaannya kerap kali terlihat dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari (Smith, J. Z. 1991). Dalam konteks masyarakat yang beragam secara agama, kehadiran agama di ruang publik menjadi topik yang menarik untuk dibahas. Namun, diskusi mengenai peran agama dalam ruang publik juga membawa dilema dan menimbulkan pertanyaan tentang etika pergaulan sosial. Masyarakat kita hidup dalam keberagaman agama yang kaya, terdiri dari penganut agama-agama utama seperti Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan lain-lain, serta berbagai aliran kepercayaan dan spiritualitas yang berbeda. di mana berbagai tradisi keagamaan dan keyakinan saling bersinggungan dan berinteraksi dalam ruang-ruang publik.              Hubungan antara agama dan ruang publik adalah kompleks dan mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari poli...