Langsung ke konten utama

Karl Marx: Teori Nilai Surplus

    Teori nilai surplus merupakan salah satu konsep utama dalam pemikiran ekonomi politik Marx. Teori ini menyatakan bahwa dalam sistem kapitalis, pemilik modal (bourgeoisie) menghasilkan keuntungan dengan memperoleh nilai tambahan (surplus value) dari pekerja (proletariat) yang dipekerjakan oleh mereka.

    Marx memandang nilai sebagai jumlah kerja yang digunakan dalam produksi barang atau jasa. Ia berpendapat bahwa nilai suatu barang seharusnya didasarkan pada jumlah kerja yang digunakan untuk memproduksinya. Namun, dalam sistem kapitalis, pekerja hanya diberi upah yang cukup untuk mempertahankan hidup mereka (upah subsisten), sedangkan nilai produk yang dihasilkan oleh pekerja melebihi nilai upah yang mereka terima. Selisih antara nilai produk yang dihasilkan dan nilai upah pekerja inilah yang disebut sebagai nilai surplus.

    Dalam bukunya "Das Kapital", Marx menjelaskan teori nilai surplus secara rinci. Berikut adalah kutipan dari buku tersebut yang menggambarkan konsep ini:

"Kapitalisme memproduksi barang lebih dari yang diperlukan untuk mempertahankan hidup pekerja dan kapitalisnya. Dalam masyarakat ini, nilai surplus, atau yang disebut sebagai surplus value, muncul sebagai hasil dari tenaga kerja yang tidak dibayar oleh pekerja. Surplus value ini adalah sumber keuntungan bagi pemilik modal, dan merupakan hasil eksploitasi tenaga kerja oleh modal."




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Relevansi Teori Max Weber dalam Analisis Sosial Kontemporer.

     Teori Max Weber tetap memiliki relevansi yang kuat dalam analisis sosial kontemporer. Meskipun Weber hidup pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, konsep-konsep yang dikemukakannya masih memberikan pemahaman yang berharga tentang masyarakat saat ini. Pemikirannya tentang rasionalisasi, tindakan sosial, kelas sosial, dan birokrasi memiliki relevansi yang besar dalam menganalisis dinamika sosial yang terjadi pada era modern.      Salah satu konsep utama yang relevan dari teori Weber adalah rasionalisasi. Weber menganggap rasionalisasi sebagai proses di mana logika dan perhitungan instrumental menggantikan nilai-nilai tradisional dalam masyarakat. Dalam konteks sosial kontemporer, rasionalisasi masih terjadi dalam berbagai bidang kehidupan, seperti politik, ekonomi, dan budaya. Misalnya, pemikiran rasional dan perhitungan instrumental menjadi penting dalam pengambilan keputusan bisnis dan politik yang kompleks. Penggunaan teknologi juga merupakan hasil dari ...

Memahami Nama Tokoh Teori Sosiologi: Dari Klasik melalui Modern hingga Postmodern

     Perkembangan teori sosiologi dari klasik melalui modern hingga postmodern menggambarkan evolusi pemikiran yang mendalam dalam memahami masyarakat dan interaksi sosial. Dari pandangan klasik yang berfokus pada struktur dan fungsi masyarakat, hingga teori-teori modern yang menyoroti konflik dan ketimpangan sosial, dan akhirnya menuju perspektif postmodern yang menantang batasan dan narasi dominan, perjalanan ini memperkaya pemahaman kita tentang kompleksitas dunia sosial yang terus berubah. Berikut adalah pemetaan tokoh teori sosiologi klasik, modern, dan postmodern; www.sociolovers-ui.blobspot.com Tokoh Teori Sosiologi Klasik; 1. Karl Marx (1818-1883): Teori konflik, materialisme historis, analisis struktur kelas, dan perubahan sosial. 2. Émile Durkheim (1858-1917): Fungsionalisme, solidaritas sosial, fakta sosial, dan integrasi sosial. 3. Max Weber (1864-1920): Teori tindakan sosial, pemahaman (verstehen), rasionalitas, dan hubungan agama dan kapitalisme. 4. Auguste ...

Relevansi Teori Emile Durkheim dalam Masyarakat Kontemporer

     Teori Emile Durkheim tentang masyarakat adalah kontribusi penting yang masih relevan dalam konteks masyarakat kontemporer. Durkheim, seorang sosiolog Prancis abad ke-19, telah mengembangkan teori-teori yang menggambarkan interaksi sosial, solidaritas, dan perubahan sosial. Meskipun teori-teorinya dikembangkan lebih dari seabad yang lalu, konsep-konsep Durkheim tetap memberikan wawasan yang berharga untuk memahami dinamika dan tantangan masyarakat modern saat ini. Mudabicara.com      Salah satu konsep utama Durkheim yang relevan adalah solidaritas sosial. Durkheim membedakan dua jenis solidaritas: solidaritas mekanis dan solidaritas organik. Solidaritas mekanis terjadi dalam masyarakat tradisional yang didasarkan pada kesamaan nilai, keyakinan, dan tugas yang dipegang bersama. Di sisi lain, solidaritas organik muncul dalam masyarakat modern yang lebih kompleks, di mana orang-orang saling tergantung dalam pembagian kerja yang berbeda-beda. Dalam masyarak...