Langsung ke konten utama

Postingan

Sekularisasi Dalam Pemikiran Charles Taylor

Sekularisme mulai gempar sejak abad ke 15 SM yang dimana ada upaya pemisahan antara agama dan negara. Sebelumnya agama yang mengontrol negara. Namun, sejak abad ke 15 negara yang mengontrol agama. dengan Munculnya pemikiran humanisme yang berkembang di abad ke 17 dan mengganti semangat ajaran keagamaan bahwa kebenaran atau kebaikan-kebaikan tidak lagi bersumber dari nilai-nilai keagamaan. Manusia berangkat dari kajian kemanusiaannya mampu menciptakan nilai-nilai kebaikan tanpa harus melalui agama. Peran Tuhan dalam hal ini seakan tidak lagi bermakna dan perlu “dihilangkan” dari kehidupan manusia. Pada abad ke-19 beberapa pemikir beranggapan bahwa peran agama secara perlahan akan pudar dalam kehidupan manusia. Hal inilah yang disebut dengan sekularisasi. dalam hal ini, penulis akan menguraikan tentang pemahaman sekularisme milik Charles Taylor yang di dalam bukunya “A secular Age”. tentang pemahamannya perihal sekularisme. Charles Taylor lahir pada 5 November 1931 di Mentoral, Kanada. i
Postingan terbaru

Pemetaaan Islam di Jepang Melalui Lensa Keiko Sakurai & Michael Penn

Perjalanan sejarah Negara Jepang yang lebih banyak berhubungan dengan Konfusianisme, Budha dan Shinto, keberadaan Islam bukanlah sesuatu yang ada di dalam kehidupan masyarakat Jepang. Selain itu adanya kebijakan mengasingkan diri sekitar 200 (dua ratus puluh) tahun, dari pertengahan abad ke 17 (tujuh belas), sehingga tidak ada kontak antara Jepang dengan Islam. Hal inilah yang menyebabkan masuknya Islam ke Negeri Jepang begitu lambat. Ketika membuka dirinya dari pengasingan yaitu pada masa Meiji, orang-orang Jepang mulai mengetahui Islam dari tetangganya yaitu Cina melalui buku-buku Cina yang di tulis oleh orang Eropa, hal inilah yang menyebabkan orang-orang Jepang belajar ke Cina. Mengenai kapan agama Islam diperkenalkan ke Jepang tidak diketahui dengan pasti. Namun semenjak zaman modern, melalui hubungan perdagangan antara benua dan negara, penganut-penganut Islam sebagai perorangan mengadakan hubungan yang luas dengan anggota-anggota masyarakat setempat. Pertemuan antara pedagang

Kritik Karl Raimund Popper Terhadap Pemikiran Filsafat Sebelumnya

     Karl Popper, seorang filsuf dan epistemolog berpengaruh, memiliki beberapa kritik terhadap pemikiran filsafat sebelumnya, terutama terkait dengan falsifikasi dan metode ilmiah. 1. Falsifikasi sebagai Kriteria Ilmiah:      Salah satu kritik utama Popper adalah terhadap pandangan bahwa teori-teori ilmiah haruslah dapat dibuktikan benar melalui pengamatan positif. Sebaliknya, ia mengusulkan bahwa keberhasilan sebuah teori terletak pada seberapa mudahnya teori tersebut dapat diuji dan mungkin dibuktikan salah, yaitu melalui metode falsifikasi. Jika suatu teori tidak dapat dibuktikan salah dengan cara apapun, maka teori tersebut bukanlah ilmiah menurut Popper. 2. Induksi dan Verifikasi      Popper menentang gagasan induksi sebagai metode ilmiah yang sah. Ia menunjukkan bahwa dari pengamatan berulang yang konsisten terhadap suatu fenomena, belum tentu dapat menyimpulkan bahwa fenomena itu akan selalu berlaku di masa mendatang. Sebagai gantinya, ia berpendapat bahwa ilmu pengetahuan haru

Kritik dan Kelemahan Teori Falsifikasi Karl Raimund Popper

     Meskipun konsep teori falsifikasi Karl Popper telah memberikan kontribusi besar dalam pengembangan filsafat ilmu, tetapi juga ada beberapa kritik dan kelemahan yang diajukan terhadap teori tersebut: Kompasiana.com 1. Batas Subjektivitas        Proses falsifikasi memerlukan interpretasi dan penafsiran data empiris oleh para ilmuwan. Hal ini dapat menyebabkan subjektivitas dalam menentukan apakah sebuah teori telah benar-benar dipatahkan atau tidak, karena bisa ada perbedaan pendapat antara para ilmuwan. 2. Revolusi Ilmiah:       Pendekatan Popper mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan bagaimana ilmu pengetahuan berkembang dalam praktiknya. Dalam sejarah, terkadang ilmuwan tidak langsung meninggalkan teori yang telah dibantah oleh bukti, tetapi melakukan revisi atau memperluasnya seiring waktu. 3. Falsifikasi Selective      Tidak semua teori yang diuji akan benar-benar ditolak jika bukti yang menentangnya ditemukan. Beberapa teori mungkin akan mendapatkan pengecualian atau justifikas

Penyelesaian Konflik Antar Agama: Strategi dan Peran Pemimpin Agama dalam Menciptakan Perdamaian

     Penyelesaian konflik antar agama merupakan tantangan kompleks yang melibatkan upaya dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi masyarakat sipil, pemimpin agama, dan masyarakat umum. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi dan menyelesaikan konflik antar agama: 1. Dialog Antar Agama      Membuka jalur komunikasi antara pemimpin dan anggota berbagai agama adalah langkah penting untuk menciptakan pemahaman dan saling menghormati. Dialog yang menghargai keberagaman keyakinan dan mencari kesamaan nilai-nilai kemanusiaan dapat membantu mengurangi ketegangan dan mendorong kerjasama. 2. Pendidikan Agama yang Toleran      Menyediakan pendidikan agama yang mengajarkan nilai-nilai toleransi, perdamaian, dan penghargaan terhadap perbedaan adalah kunci untuk mengatasi prasangka dan stereotip yang mungkin muncul dalam masyarakat. 3. Pengakuan Hukum atas Kebebasan Beragama      Menjamin kebebasan beragama bagi semua warga negara adalah penting untuk mencip

Teori Konflik Dahrendorf: Analisis Ketidaksetaraan dan Konflik Sosial dalam Masyarakat

     Pandangan dan kontribusi penting Ralf Dahrendorf dalam memahami konflik sosial dalam masyarakat. Berikut adalah penjelasan mengenai teori tersebut: Rumput Melawan 1. Konsep Dasar Teori Konflik Dahrendorf:      Teori Konflik Dahrendorf mencakup pandangan klasik tentang konflik sosial dan diakui sebagai salah satu teori konflik yang paling berpengaruh dalam sosiologi. Dahrendorf melihat masyarakat sebagai arena perjuangan antara kelompok-kelompok sosial yang berbeda, yang saling bersaing untuk sumber daya dan kekuasaan. Pusat perhatiannya adalah ketidaksetaraan dalam distribusi sumber daya dan kekuasaan, yang menjadi akar konflik sosial. 2. Konflik Antar Kelas Sosial:      Dalam teori ini, Dahrendorf terinspirasi oleh pandangan Karl Marx tentang konflik kelas. Dia menyatakan bahwa konflik sosial terutama muncul karena ketidaksetaraan dalam kepemilikan dan kontrol atas sumber daya ekonomi. Kelas sosial yang memiliki kendali atas sumber daya produksi (kelas dominan) cenderung berusaha

Mencegah Konflik Antar Suku: Sikap dan Tindakan untuk Membangun Harmoni dalam Masyarakat Multikultural

     Mencegah konflik antar suku adalah suatu usaha yang sangat penting dalam menciptakan perdamaian dan stabilitas dalam suatu masyarakat multikultural. Berikut adalah beberapa sikap yang dapat dilakukan dalam mencegah konflik antar suku: 1. Promosi dialog dan komunikasi yang terbuka       Masyarakat harus mendorong komunikasi yang jujur dan terbuka antara kelompok suku. Dengan mendengarkan dan mencoba memahami perspektif serta kekhawatiran masing-masing kelompok, mereka dapat mencari solusi bersama dan membangun saling pengertian. 2. Pendidikan dan pemahaman yang lebih baik tentang keanekaragaman budaya      Pendidikan yang mempromosikan pengertian tentang budaya dan kehidupan masyarakat suku yang berbeda dapat membantu menghilangkan stereotip dan prasangka yang sering menjadi pemicu konflik. 3. Meningkatkan kesadaran akan hak asasi manusia      Menegaskan pentingnya menghormati hak asasi manusia untuk semua individu tanpa pandang suku atau ras adalah langkah penting dalam mencegah k