Dalam perspektif Emile Durkheim, pengukuran efektivitas kontrol sosial merupakan aspek penting dalam memahami stabilitas dan kohesi sosial dalam masyarakat. Durkheim percaya bahwa kontrol sosial yang efektif adalah kunci untuk menjaga tatanan sosial yang berfungsi dengan baik dan mencegah anomie atau kebingungan nilai-nilai yang dapat menyebabkan disintegrasi sosial.
Kontrol sosial mengacu pada aturan, norma, dan mekanisme yang digunakan oleh masyarakat untuk mengendalikan perilaku individu dan mempertahankan harmoni sosial. Dalam perspektif Durkheim, kontrol sosial bertujuan untuk memelihara solidaritas sosial dan mengarahkan individu pada kepatuhan terhadap nilai-nilai bersama.
Pengukuran efektivitas kontrol sosial dapat dilakukan melalui pemahaman tentang tingkat kepatuhan terhadap norma dan aturan sosial, serta tingkat prevalensi pelanggaran dan konflik sosial dalam masyarakat. Durkheim menekankan bahwa kontrol sosial yang efektif harus mampu mencegah terjadinya anomie dan menjaga stabilitas masyarakat.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas kontrol sosial adalah melalui analisis tingkat kejahatan dan pelanggaran hukum dalam masyarakat. Jika tingkat kejahatan dan pelanggaran rendah, hal ini dapat menunjukkan adanya kontrol sosial yang efektif yang mencegah individu-individu dari melanggar norma-norma sosial. Sebaliknya, tingkat kejahatan yang tinggi dan pelanggaran norma yang meluas dapat mengindikasikan kelemahan dalam kontrol sosial.
Selain itu, pengukuran efektivitas kontrol sosial juga dapat melibatkan pemahaman tentang tingkat kepatuhan terhadap norma-norma moral dan nilai-nilai sosial yang dianut oleh masyarakat. Jika terdapat konsistensi dalam penerimaan dan pengamalan nilai-nilai bersama, ini menunjukkan bahwa kontrol sosial telah berhasil dalam menanamkan nilai-nilai tersebut pada individu-individu.
Sumber kutipan:
Durkheim, Emile. (1895). The Rules of Sociological Method. Free Press.
Durkheim, Emile. (1897). Suicide: A Study in Sociology. Free Press.
Durkheim, Emile. (1912). The Elementary Forms of Religious Life. Free Press.
 

Komentar
Posting Komentar