Langsung ke konten utama

Cara Membuat Judul Skripsi Sosiologi Agama, Berbeda dengan Sosiologi Pendidikan dan Umum

    Dalam kepenulisan akademik, khususnya mahasiswa semester akhir terkhusus pembuatan judul kerap kali kebingungan membuat judul. sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama dalam membuat judul. Olehnya itu, dalam tulisan ini saya akan mencoba menyederhanakan bagaimana membuat judul yang baik dan benar. ada 3 varibel yang harus di penuhi ketika membuat judul yaitu;


    1. Obyek Formal 

    Obyek formal merupakan obyek yang secara umum. dalam artian "boleh sama tapi tidak selalu sama" seperti sosiologi umum, sosiologi pendidikan dan sosiologi agama yaitu sama-sama menjadikan MASYARAKAT sebagai obyek formal

    2. Obyek Material

    Obyek material merupakan obyek yang membedakan antara sosiologi umum, sosiologi pendidikan dan sosiologi agama, atas dasar inilah yang membedakan fokus kajiannya seperti; sosiologi umum, obyek materialnya adalah masyarakat secara umum, sosiologi pendidikan obyek materialnya adalah masyarakat yang berkaitan dengan pendidikan, sedangkan sosiologi agama obyek materialnya adalah masyarakat yang beragama.

    3. Konteks

    Konteks merupakan lokasi penelitian.

    Contoh: 

    Jamaah An-Nadzir (Obyek Formal), Memahami Dinamika Komunitas Agama Minoritas (Obyek Material), Sulawesi Selatan (Konteks)

    Jamaah An-Nadzir: Memahami Dinamika Komunitas Agama Minoritas di Sulawesi Selatan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memahami Nama Tokoh Teori Sosiologi: Dari Klasik melalui Modern hingga Postmodern

     Perkembangan teori sosiologi dari klasik melalui modern hingga postmodern menggambarkan evolusi pemikiran yang mendalam dalam memahami masyarakat dan interaksi sosial. Dari pandangan klasik yang berfokus pada struktur dan fungsi masyarakat, hingga teori-teori modern yang menyoroti konflik dan ketimpangan sosial, dan akhirnya menuju perspektif postmodern yang menantang batasan dan narasi dominan, perjalanan ini memperkaya pemahaman kita tentang kompleksitas dunia sosial yang terus berubah. Berikut adalah pemetaan tokoh teori sosiologi klasik, modern, dan postmodern; www.sociolovers-ui.blobspot.com Tokoh Teori Sosiologi Klasik; 1. Karl Marx (1818-1883): Teori konflik, materialisme historis, analisis struktur kelas, dan perubahan sosial. 2. Émile Durkheim (1858-1917): Fungsionalisme, solidaritas sosial, fakta sosial, dan integrasi sosial. 3. Max Weber (1864-1920): Teori tindakan sosial, pemahaman (verstehen), rasionalitas, dan hubungan agama dan kapitalisme. 4. Auguste Comte (1798-18

Kritik dan Kelemahan Teori Falsifikasi Karl Raimund Popper

     Meskipun konsep teori falsifikasi Karl Popper telah memberikan kontribusi besar dalam pengembangan filsafat ilmu, tetapi juga ada beberapa kritik dan kelemahan yang diajukan terhadap teori tersebut: Kompasiana.com 1. Batas Subjektivitas        Proses falsifikasi memerlukan interpretasi dan penafsiran data empiris oleh para ilmuwan. Hal ini dapat menyebabkan subjektivitas dalam menentukan apakah sebuah teori telah benar-benar dipatahkan atau tidak, karena bisa ada perbedaan pendapat antara para ilmuwan. 2. Revolusi Ilmiah:       Pendekatan Popper mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan bagaimana ilmu pengetahuan berkembang dalam praktiknya. Dalam sejarah, terkadang ilmuwan tidak langsung meninggalkan teori yang telah dibantah oleh bukti, tetapi melakukan revisi atau memperluasnya seiring waktu. 3. Falsifikasi Selective      Tidak semua teori yang diuji akan benar-benar ditolak jika bukti yang menentangnya ditemukan. Beberapa teori mungkin akan mendapatkan pengecualian atau justifikas

Menjaga Harmoni dan Toleransi: Etika Pergaulan Sosial dalam Dilema Agama di Ruang Publik

               Agama memiliki peran yang signifikan dalam kehidupan masyarakat, dan keberadaannya kerap kali terlihat dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari (Smith, J. Z. 1991). Dalam konteks masyarakat yang beragam secara agama, kehadiran agama di ruang publik menjadi topik yang menarik untuk dibahas. Namun, diskusi mengenai peran agama dalam ruang publik juga membawa dilema dan menimbulkan pertanyaan tentang etika pergaulan sosial. Masyarakat kita hidup dalam keberagaman agama yang kaya, terdiri dari penganut agama-agama utama seperti Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan lain-lain, serta berbagai aliran kepercayaan dan spiritualitas yang berbeda. di mana berbagai tradisi keagamaan dan keyakinan saling bersinggungan dan berinteraksi dalam ruang-ruang publik.              Hubungan antara agama dan ruang publik adalah kompleks dan mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari politik, hukum, pendidikan, hingga budaya dan ekonomi. Agama dapat menjadi sumber inspirasi bagi individu da